Penguat Sinyal

Jumat, 14 Agustus 2015
Penguat Sinyal
(Hari ke-13)

                Tinggal disebuah desa yang berada di pegunungan memang menjadi tantangan tersendiri.Apalagi bila bicara mengenai sinyal.Banyak masyarakat yang mengeluhkan akan sulitnya mendapatkan sinyal di desa gunung sereng.Menurut keterangan pak Muhammad selaku guru di sekolah salah satu MTS yang ada di dusun Gunung Sereng mengatakan bahwa sulitnya mendapatkan sinyal berdampak dengan kurangnya pengetahuan peserta didik.Di era modern saat ini internet bukan lagi kebutuhan yang asing lagi melainkan kebutuhan primer yang sangat dibutuhkan oleh semua orang.Mengingat bahwa banyak sekali informasi yang bisa kita dapatkan melalui internet.Oleh sebab itu empat dusun dari sebelas dusun yang ada di desa gunung meminta kami untuk membuat penguat sinyal didaerah mereka.Dengan demikian akses internet dapat berjalan dengan baik.


            Di hari ke-13 KKN ini selain kami melaksanakan proker pembuatan nugget tempe,dan diversifikasi olahan jagung berupa brownies jagung di dusun Brumbung,kami juga membuat sebuah pengguat sinyal sederhana.Alat tersebut terbuat dari bahan dasar yang tidak terpakai lagi yaitu kaleng bekas dengan alat pendukungnya berupa kabel tembaga sepanjang 1 meter dan 3 pipa kuningan berukuran 8 cm.Selain bahan untuk membuatnya mudah kita dapatkan,cara membuatnyapun cukup mudah yaitu dengan melilitkan kabel tembaga yang ujungnya telah dikupas sepanang 10 cm kemudian masukkan 3 pipa kuningan dalam kaleng dan tempelkan menggunakan lem bakar.Jika semua proses itu sudah dilakuakn maka penguat sinyalpun siap untuk di testing.

            Setelah membuat alat tersebut,kami melakukan testing dengan menempelkannya di dinding luar rumah.Dan ternyata hasilnya sangat mengejutkan.Sinyal salah satu anggota kelompok kami yang awalnya tidak dapat mengakses internet karena ketidak tersediaan sinyal,kini handphone tersebut selalu berbunyi dengan nada-nada media sosial yang selalu diterima.Keterngan akses internet yang semula tidak ada konektifitas meskipun paket data sudah diaktifkan,kini berubah menjadi H+.Namun uji coba kami tak cukup sampai disitu.Kami juga melakukan uji coba di dusun Brumbung yang terkenal sulitnya menangkap sinyal.Sebelum kami datang ke dusun tersebut tanpa menggunakan pengat sinyal,sangat sulit sekali untuk mendapatkan sinyal apalagi untuk melakukan komunikasi melalui telfon atau sms.Kurangnya sinyal didusun tersebut membuat sulitnya akses internet.Namun setelah kami datang untuk melakuakn uji coba alat penguat sinyal dari kaleng bekas yang telah kami buat,hasilnya sangat memuaskan.Sinyal ok internetan lancarrrr... hehe J
That’s nice experiences for us J
                       


Apel

Kamis, 13 Agustus 2015
Perangkat desa Gunung Sereng yang menjabat sebagai kepala dusun atau apel adalah

1.
Nama    : K.H.Abdullah
Jabatan  : Tokoh Masyarakat Dusun Batu Ampar



2.
Nama    : Moh.Royan
Jabatan  : Apel Dusun Timur Gunung dan Bindung



3.
Nama    : Mursyid
Jabatan  : Apel Dusun Dejeh Gunung



4.
Nama    : Mohammad Sa’id
Jabatan  : Apel Dusun Dejeh Lorong



Gotong Royong

Rabu, 12 Agustus 2015


Desa Gunung Sereng adalah desa yang mandiri.Hal ini dibuktikan dengan tradisi masyarakat yang selalu gotong royong dalam memecahkan suatu masalah.Bahkan dalam mengatur atau membangun fasilitas desa,kebanyakan memakai hasil swadaya dari masyarakat gunung sereng sendiri.Hal tersebut disebabkan karena masyarakat tidak mau repot dalam mengurus administrasi untuk diserahkan ke pemerintah yang menurutnya prosesnya cukup panjang.Selain itu dalam hal kegiatanpun masyarakat menerapkan sistem gotong royong seperti halnya jika ada acara pernikahan di rumah salah satu warga,maka semua warga gunung sereng akan saling gotong royong untuk membantu mensukseskan acara tersebut.Tradisi semacam ini sangat sulit sekali ditemukan diera modern seperti sekarang ini.


Dalam peringatan Maulid Nabi di  desa Gunung Sereng terdapat praktik penyaluran zamat mal yang telah lama dilakukan oleh warga yang memperingati Maulid Nabi.Masyarakat desa Gunung Sereng menyebut tradisi ini dengan sebutan “Karmanyang”.Kata ini diambil dari bahasa madura yang artinya kembang hiasan,dimana dalam tradisi ini,karmanyang ialah hiasan yang dibentuk dari buah-buahan yang disusun dalam satu wadah yang diatasnya ditancapkan bendera berupa uang kertas yang ditempel pada potongan banbu kecil seperti tusuk sate dengan panjang sekitar 15 cm.Dalam menjadikan karmanyang sebagai falsafal bulan Rabiul Awal,dalam kitab al Hawi lil Fatawi karya Imam Suyuti menjelaskan bahwa bulan tersebut diartikan sebagai bulan semi atau perubahan yang awalnya gersang menjadi subur saat Rasulullah lahir.Sehingga kaitan dari keduanya sebagai simbol rasa syukur pada peringatan Maulid Nabi Muhammad.


Tradisi yang setiap tahunnya diperingati oleh warga desa Gunung Sereng Bangkalan Madura ini dimulai dari jam tujuh pagi waktu setempat dengan cara berkumpul pada sahibul hajah yang mengajukan atau mengundang warga satu bulan sebelum tanggal peringatan tersebut.Kemudian dikumpulkan pada langar atau mushallah.Peringatan Maulid Nabi ini diawali dengan membaca shalawat burdah,kemudian shalawat sani hingga sholawat maqam dan ditutup dengan do’a.Setelah itu,bersamaan dengan diiringi bacaan shalawat Maulid Rosul,uang dari penghimpunan zakat mal ditaburkan oleh sahibul hajah dan diperebutkan oleh warga,baik dari anak-anak kecil hingga orang tua yang berada di pelataran dan buah karmanyangpun dibagikan pada kyai dan orang berada di mushalla serta bungkusan yang berisi nasi dan laukpun juga dibagikan secara merata.



Dalam menentukan makanan pokoknya, masyarakat Desa Gunung Sereng memilih jagung yang diolah sebagai nasi jagung sebagai makanan pokoknya.Sedangkan dalam memilih hidangan pelengkapnya,para ibu rumah tangga memilih lauk pauk yang berasal dari hewani dan nabati yang ekonomis.Namun dalam memilih makanan terdapat salah satu bahan makanan yang pantang atau tidak boleh dikonsumsi oleh masyarakat yaitu ikan mundung.Konon katanya dulu ikan tersebut adalah ikan yang menolong seorang Kyai daerah Gunung Sereng yang saat itu akan tenggelam.Hal tersebutlah yang menjadikan tujuh turunan tidak boleh mengkonsumsi ikan mundung tersebut.Bila ada masyarakat yang melanggarnya maka akan terkena balak berupa berubahan warna putih yang tidak wajar pada kulitnya.


Profil Gunung Sereng

Senin, 10 Agustus 2015
           Desa Gunung Sereng merupakan salah satu desa indah di Madura yang terletak di kecamatan Kwanyar Kabupaten Bangkalan.Desa ini nmemiliki letak strategis dengan batas wilayah sebagai berikut :



Arah
Desa
Sebelah Barat
Sumur Kuning/Beypajung
Sebelah Selatan
Buter
Sebelah Timur
Utedeng
Sebelah Utara
Tanah Merah

           Diketahui hasil pertanian dan perkebunan dari warga desa Gunung Sereng ini berupa jagung,kacang tanah,ketela pohon dan padi.Produksi jagung yang dihasilkan rata-rata sebanyak 1,6 ton dengan panen total 736 ton pada luas tanah 460 Ha.Sedangkan produksi kacang tanah sebanyak 1,25 ton dengan panen total 143,75 ton pada luas tanah 115 Ha,ketela pohon dengan luas tanah 4 Ha menghasilkan hasil panen rata-rata 9,95 ton dengan jumlah produksi 39,8 ton dan penghasilan padi dengan luas tanah 4 Ha dapat menghasilkan total produksi 10,44 ton rata-rata 2,61 ton.

          Total jumlah penduduk desa Gunung Sereng sebanyak 4.682 orang dengan jumlah laki-laki 2.255 orang dan jumlah wanita 2.427 orang.Desa Gunung sereng terbagi menjadi 11 dusun yaitu dusun Gunung Sereng,dusun Timur Gunung,dusun Brumbung,dusun Batu Ampar,dusun Parseh Beih,dusun Dejeh Gunung/Barat Gunung,dusun Dejeh Lorong,dusun Gunung Baris,dan dusun Sumur Leban.Setiap dusun di pimpin oleh pimpinan dusun atau biasa disebut dengan Apel.

          Masyarakat desa Gunung Sereng masih sangat kental dengan tradisi "Gotong Royong".Setiap permasalahan yang ada di desa ini akan diputuskan secara musyawarah antara pemimpin atau perwakilan masyarakat yang dipercaya.Akan tetapi dalam segi pendidikan bagi masyarakat desa ini buanlah prioritas atau tujuan hidup.Banyak para remaja putri yang setelah lulus atau bahkan belum lulus bangku SMP atau MTS sudah dinikahkan.Sebagian besar masyarakat berpendapat bahwa tinginya pendidikan bagi seorang wanita tidak menjamin kebahagian dan peningkatan ekonominya.Sehingga banyak orang tua yang menikahkan anak perempuannya saat masih berusia 13-15 tahun.Sedangkan bagi para penduduk laki-laki,kebanyakan dari mereka akan pergi merantau untuk mencukupi kebutuhan ekonomi.Kurangnya pengetahuan membuat mereka yang bekerja di kota orang hanya berprofesi sebagai buruh atau pegawai.Akan tetapi setiap jerih payah mereka selalu di investasikan berupa rumah dan mobil.Sehingga jarang sekali akan ditemukan rumah yang tak bagus disini.Jarang sekali masyarakat desa gunung sereng yang melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi.Rata-rata adalah lulusan SD atau MTS yang setara dengan jenjang sekolah menengah pertama.


          Hari ini adalah hari ke-4 KKN kami.Kelompok KKN 39 Universitas Trunojoyo Madura yang selalu kami banggakan.Hari ini kami melakukan survei ke enam dusun  dari sebelas dusun yang ada di desa Gunung Sereng,Kwanyar,Bangkalan.Enam dusun tersebut adalah Batu ampar, Brumbung, Parseh Beih, Dejeh Gunung, Sumur Leban dan Sumur Gunung.Tujuan kami melakukan survei tersebut adalah untuk mengkonfirmasi kepada apel (aparatur dusun) setempat terhadap persiapan program kerja yang akan kami laksanakan.
Kami membentuk 2 kelompok yang masing-masing terdiri dari empat orang.Kelompok pertama mengunjungi dusun laok gunung,Brumbung,Parseh Beih,Dejeh Gunung dan Timur Masjid.Di dusun Parseh Beih kami mengalami sedikit kendala karena Apel dusun tersebut yaitu bapak Mad Kholil sedang sakit sehingga belum bisa ditemui.Sedangkan wakil beliaupun juga belum kami temui karena sedang ada keperluan di Bangkalan.Namun kedatangan kami didusun tersebut mendapatkan apresiasi yang sangat baik dari warga setempat terutama terkait salah satu proker utama kami yaitu diversifikasi olahan jagung.Sedangkan di dusun Brumbung,kami berkunjung ke rumah bapak Dhobir yang menjabat sebagai apel dusun tersebut.

Didusun tersebut sedang ada pernikahan salah satu warga setempat sehingga banyak ibu-ibu yang sedang membantu memasak disana.Kedatangan kamipun disambut dengan baik oleh mereka karena ada beberapa proker kami yang memanfaatkan jagung yang menjadi hasil tani kebanyakan warga disana.Kami akan memberikan pelatihan kepada ibu-ibu didusun tersebut untuk mengolah jagung menjadi jajanan yang belum pernah diketahui sebelumnya.Dan hal tersebut ternyata diberikan apresiasi yang sangat besar oleh masyarakat.Di dusun Dejeh Gunung kami belum bisa bertemu dengan bapak Mursyid sebagai apel dusun tersebut karena beliau sedang berkunjung ke rumah saudara.Namun kami ttidak pulang dengan tangan hampa,kami menemui masyarakat setempat dan berdiskusi mengenai proker-proker kami.Dan alhamdulillah kami disambut dengan baik disana.
Welcome to My Blog

Kepala Desa Gunung Sereng

Kepala Desa Gunung Sereng
Bpk.Amir Mahmud

Translate

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Pengunjung

Flag Counter

Jam dan Kalender

Chatting

Arsip Blog

Diberdayakan oleh Blogger.

- Copyright © Galeri Gunung Sereng -Robotic Notes- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -